The Legal Implications of Non-Compliance with Final and Binding Decisions of the Administrative Court

Jonathan Santoso; Dwi Haryadi

doi:10.33019/jph.v2i2.7

Authors

Jonathan Santoso University of Bangka Belitung
Dwi Haryadi University of Bangka Belitung

DOI:

https://doi.org/10.33019/jph.v2i2.7

Keywords:

Force of Law, Justice, Juridical Implications, Verdict

Abstract

Legal violations by state officials, particularly in their capacity as defendants, remain prevalent, especially in cases where administrative court rulings are issued in favor of plaintiffs. Despite these decisions having acquired final and binding legal force (inkracht van gewijsde), implementation is frequently disregarded. This study employs a normative juridical approach, focusing on the applicable positive legal norms, particularly legislation governing the enforcement of final administrative court decisions. The central issue examined is the legal implications of non-compliance with State Administrative Court decisions that possess permanent legal force. The analysis reveals that, under Article 115 of Law No. 5 of 1986, only decisions with final and binding status are enforceable. As such, court decisions, often regarded as the "crown" of judicial authority, should be executed by both plaintiffs (individuals or legal entities) and defendants (state administrative agencies or officials).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afifudin Soleh, M. (2018, Februari). Eksekusi terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkekuatan hukum tetap. Mimbar Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum.

Fatwah, S., & Umar, K. (2020). Penerapan sistem e-court di Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar perspektif siyasah syar’iyyah. Siyasatuna, 2(3), 585.

Fachruddin, I. (2014). Pengawasan peradilan administrasi terhadap tindakan pemerintah. PT Alumni.

Kompas.id. (2020, April 27). Lembaga peradilan: Kepercayaan publik makin dipertaruhkan. https://www.kompas.id/baca/polhuk/2020/04/27/lembaga-peradilan-kepercayaan-publikmakin-dipertaruhkan/

Mahendra, Y. I. (2004). Pola pemberdayaan peningkatan kesadaran hukum aparatur negara (hlm. 5). Planet Holiday.

Mahkamah Agung. (2008). Pedoman teknis administrasi dan teknis peradilan tata usaha negara: Buku II (Edisi 2007). Mahkamah Agung RI.

Mertokoesoemo, S. (1985). Hukum acara perdata Indonesia. Liberty.

Osborn, D. (2009). Hukum administrasi negara dan kebijakan pelayanan publik. Nuansa.

Rahayu, D. P. (2020). Metode penelitian hukum. Thafa Media.

Salam, M., & Mustafa, A. (2021, Januari). Menakar upaya penegakan hukum oleh Pemerintah Kota Makassar. Jurnal Siyasatuna, 3(1).

Sinambela, L. P. (2006). Reformasi pelayanan publik: Teori, kebijakan, dan implementasi. Bumi Aksara. [Kontributor: Kurniawan]

Soemantri, S. (1992). Bunga rampai hukum tata negara Indonesia. Alumni.

Soekanto, S. (2007). Pokok-pokok sosiologi hukum. PT RajaGrafindo Persada.

Thalib, A. (2017). Peran Dewan Perwakilan Daerah terhadap gagasan amandemen UUD RI Tahun 1945. UIR Law Review, 1(1), 49. https://doi.org/10.25299/ulr.2017.1.01.559

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun 1986.

Utama, Y. J. (2007, Maret). Menggugat fungsi peradilan tata usaha negara sebagai salah satu akses warga negara untuk mendapatkan keadilan dalam perkara administrasi negara. Jurnal Hukum, 10(1).

Yulius. (2018, Februari). Diskursus lembaga eksekusi negara dalam penegakan hukum di Indonesia. Jurnal Hukum Peratun, 1(1), 28.